26/09/15

[Sinopsis] The Intern



Kalau kamu suka dunia internet start-up atau kamu yang suka belanja online dan mau tahu dapur pelayanan online tersebut maka film ini cocok buat kamu.

Anne Hathaway naik kelas; setelah sebelumnya berperan sebagai pegawai baru yang harus menghadapi bos-nya yang merepotkan dalam Devil Wears Prada, dia kembali ke dunia fashion namun berperan sebagai bos dan sekaligus pendiri CEO aboutTheFit.com, sebuah layanan fashion online yang tengah naik daun. Jules Ostin, demikian nama peran yang dimainkan Hathaway, sangat memerhatikan detail pekerjaannya, berkeliling kantor dengan sepeda, disibukkan dengan telpon, meeting, memilih desain grafis yang tepat, mengajari karyawannya melipat dan membungkus pakaian, hingga mengecek pengiriman barang di gudang. Karena kesibukannya ini dia lupa pernah membuat lowongan pekerjaan untuk para senior (pensiunan) untuk magang di perusahaannya.

Ben (Robert de Niro) seorang pensiunan eksekutif yang hidup sendiri setelah ditinggal mati istrinya 3.5 tahun lalu. Dia selalu mengisi harinya yang sepi dengan berpergian keliling dunia, meskipun menurutnya, kemana pun dia pergi akhirnya dia akan kembali lagi ke rumah. Tapi dia harus terus bergerak untuk merasa hidup dan menjadi bagian dari dunia; dia selalu bangun pagi lalu pergi ke starbucks, dan melakukan aktivatas lain seperti yoga, belajar memasak, belajar bahasa mandarin, golf, ke pemakaman temannya, atau kau sebut saja karena dia pernah melakukan semuanya. Tapi jangan sebut dia bahagia dengan segala kegiatannya karena dia merasa ada satu lubang dalam hidupnya yang perlu diisi. Hingga pada suatu hari dia menemukan selebaran berisi lowongan pekerjaan di AboutTheFit.com. Ben merasa lowongan itu adalah sebuah tantangan baru, apalagi lamaran harus dimasukkan dalam format video ke youtube atau vimeo yang membuatnya harus belajar lagi.

Ben, bersama tiga pemagang lainnya berhasil diterima sebagai pemagang senior. Tapi dunia kerja yang satu ini jauh berbeda dengan dunia kerjanya dulu. Ben mengawali dengan melewati dua  wawancara, mendengar pertanyaan yang tidak lazim dari si pewawancara muda seperti di bawah ini:

“Ok Ben seperti apa dirimu sepuluh tahun yang akan datang?”

“Saat aku berusia 80 tahun?”

“O, aku tidak sadar kau sudah berusia 70 tahun.”

Setelah itu tidak ada pertanyaan lagi dan si pewawancara tampaknya terkesan dengan penampilan dan video Ben. Ben pun diterima bekerja.

Dunia kerja barunya ini sungguh sangat berbeda dengan jamannya saat bekerja; cara berpakaian karyawan yang santai, bekerja dengan laptop, komputer desktop, iPad dan smartphone. Namun, Ben tampil percaya diri dengan menjadi diri sendiri; dia memakai jas dan dasi, membawa tas koper kulit klasik, kalkulator, pena, dan handphone jadul. Dia mendapat email pertamanya tentang posisinya, yaitu berada di bawah pengawasan langsung sang pendiri, Jules Ostin.

Awal-awal bekerja dengan Jules tidak begitu baik, bahkan Jules menganggap tidak akan banyak pekerjaan yang akan dilakukan Ben. Jules pun menawarkan pindah bagian jika dia mau. Tapi Ben menjawabnya dengan santai bahwa dia datang untuk mempelajari dunia barunya dan tidak berniat untuk pindah bagian.

Barangkali apa yang dialami Ben pernah dialami kita saat mulai kerja di perusahaan baru; tidak ada yang kita kerjakan di tengah rekan-rekan baru kita yang sibuk. Seperti itulah yang Ben alami, menunggu email dari Jules untuk bekerja. Dia mengisi waktunya dengan membaca koran atau membantu karyawan lain, terkadang dia bertanya pada teman kerjanya tentang pekerjaannya. Tapi Ben seorang yang komitmen dan sabar. Meskipun tidak ada kerjaan, dia pulang lebih lama dari karyawan lainnya karena dia berprinsip baru akan pulang jika bosnya sudah pulang. Hal ini berlangsung berhari-hari hingga akhirnya Ben mendapat pekerjaan pertamanya: membersihkan jaketnya Jules.

Beruntung Ben orangnya luwes dan pandai bergaul; Ben menjadi tempat yang baik untuk bicara dan curhat. Dan sambil menunggu pekerjaan datang, Ben berinisiatif datang lebih pagi dan membereskan meja yang biasanya berantakan. Tentu saja pekerjaannya mendapatkan perhatian dari Jules dan aplaus dari karyawan lainnya.



Inisiatif lagi-lagi menjadi kata penting saat kita memulai sebuah karir di perusahaan. Ben yang melihat supir Jules sakit berinisiatif menggantikannya. Ben memang menjadi supir yang sangat baik dan selalu memerhatikan kebutuhannya, tapi hal itu malah membuat Jules agak risih dan berniat memindahkan Ben ke bagian lain. Tapi Jules salah. Ben merupakan orang menyenangkan dan tempat yang baik untuk berbagi.

Sejak menjadi supir, Ben menjadi dekat dengan suami dan anak Jules. Namun ternyata, di balik kesuksesannya Jules punya masalah rumah tangganya sendiri yang disembunyikannya. Matt, suami Jules, tidak merasa nyaman dengan tugasnya sebagai bapak rumah tangga meski tidak ditunjukkan di depan Jules. Diam-diam dia selingkuh dengan ibu dari teman anaknya. Baik, Ben dan Jules tahu itu, tapi Jules mencoba mempertahankan rumah tangganya. Ben mencoba bicara kepada Matt tentang dedikasi dan kerja kerja keras Jules untuk perusahaan dan keluarganya tanpa menyinggung masalah perselingkuhan, dan Jules berhak mendapat yang terbaik. Tapi di lain waktu, Jules malah yang curhat kepada Ben tentang perselingkuhan suaminya. Ben tidak memberikan nasehat padanya, tapi pada akhirnya Matt dan Jules-lah yang menyelesaikan masalah mereka sendiri.


23/09/15

Who Am I - No System is Safe: Kisah Hacker Rasa Usual Suspects



Membaca judulnya di atas kamu bisa menebak gimana akhir cerita Who am I. Yaaa, kamu benar, agak-agak miriplah dengan The Usual Suspects tapi dengan special menu Fight Club.
Nah lho, maksudnya apa nih? Wah jadi nggak seru kalau tahu bocorannya.
Hahaha, perlu kamu tahu saya bukan tipe orang yang seneng kasih tau spoiler. Saya hanya orang yang suka bilang, Just watch the movieBro. Setidaknya film ini bisa nutupin rasa kecewa kamu yang udah nonton Black Hat.

The Story
Benjamin alias Who am I bukan siapa-siapa di dunia nyata, tidak dianggap dan harus menjaga neneknya setelah ibunya mati bunuh diri. Benjamin ingin menjadi seorang superhero, dan layaknya para superhero, latar belakang dia sebenarnya cukup memenuhi syarat: tidak punya orang tua, tidak dianggap dan punya seragam (seragam baju ayam tukang piza). Ya, dia mungkin bukan siapa-siapa di dunia nyata, tapi dia seorang yang aktif di dunia maya. Dia punya keahlian program dan hacking, dan ikut bergabung dalam Darknet dengan nama Who am I bersama para hacker dunia. Tapi diantara mereka, hanya ada satu nama yang membuatnya kagum dan sekaligus menjadi idolanya, Marx.
Ketika ditangkap karena meretas server kampus dan mencuri data ujian untuk Marie, dia berkenalan dengan Max dalam kegiatan kerja sosial. Max mengajaknya bergabung dan mereka membentuk Clay (Clown Laugh at You) bersama dua Stephan dan Paul. Mereka meretas berbagai sistim keamanan perusahaan dan nama Clay jadi terkenal. Meski demikian, dari sekian banyak hasil pekerjaan mereka, tidak ada yang membuat Marx terkesan. Marx dan hacker-hacker lainnya hanya menganggap Clay kelompok kecil.
Suatu hari Clay berhasil membobol Dinas Rahasia Jerman (BND), tapi apa yang dilakukan mereka tidak terlalu penting seperti membuat kacau mesin foto kopi. Kecuali Benjamin, yang membobol server mereka punya cerita lain: dia sukses mendapat data nama-nama para hacker yang bekerja sama dengan BND. Lalu tanpa sepengetahuan ketiga temannya dia mengirim data tersebut kepada Marx.
Aksi Benjamin ketahuan tiga rekannya ketika dikabarkan seorang hacker tewas dibunuh kelompok hacker dari Rusia bernama FR13NDS. Dia adalah Krypton salah satu hacker yang bekerjasama dengan BND. Dari sini mereka tahu bahwa Marx adalah bagian dari FR13NDS. Karena takut dengan ancaman dari hacker lain, mereka menawarkan kerja sama dengan Marx supaya bisa bergabung dengan FR13NDS. Mereka berharap dengan cara ini akan mengungkap siapa sebenarnya Marx dan membuktikan bahwa Marx-lah yang berada di balik pembunuhan Krypton. Marx menerima dan memberi mereka tugas untuk memasukkan trojan ke sistem Europol.
Benjamin & Marx

Ternyata masuk ke dalam gedung Europol bukanlah pekerjaan mudah. Meski begitu, tanpa sepengetahuan ketiga temannya, Benjamin berhasil masuk kedalam gedung dan memasang transmiter di sana sehingga dia bisa dengan mudah mengkses sistemnya. Tapi celakanya Benjamin ketangkap BND, dan dari sinilah sebenarnya cerita ini dimulai. Dia diinterogasi dan menceritakan kisahnya seperti yang sudah saya ceritakan.
Kalau kamu suka The Usual Suspects pasti kamu suka film ini. Tapi tunggu dulu, meski kamu yakin bisa menduga siapa sebenarnya Marx, tampaknya sang penulis skenario sudah mengantisipasinya dengan memberikan kejutan lain. Penasaran, kan?

Who Am I
  


The Usual Suspects