Big Eyes berkisah tentang kehidupan Margareth
(Amy Adams), janda dengan satu anak dan seorang pelukis berbakat. Jane, putri
Margareth, merupakan sumber inspirasi lukisannya, tentu saja dengan mata besar.
Tapi sayangnya lukisannya kurang laku, dan demi menyambung hidup, dia harus
bekerja.
Pada suatu hari, dia bertemu Walter ketika
sama-sama sedang memamerkan lukisan mereka di festival mingguan. Keduanya
saling jatuh cinta dan menikah. Dia pun menjadi Ny. Keane. Tapi, krisis
keuangan membuat Walter berupaya menawarkan lukisan mereka kepada sebuah galeri
dan menyewa dinding di sebuah kafe untuk pameran. Keberuntungan datang ketika
Walter dan pemilik Kafe berkelahi dan diliput media. Lukisan Big Eyes mulai
mendapat perhatian. Tapi, Walter-lah yang mendapat pengakuan sebagai pelukis
Big Eyes, sedangkan Margareth hanya bisa pasrah dan merelakannya. Barangkali
itu karena kesalahannya membiarkan nama Keane di atas lukisannya.
Big Eyes dan Walter Keane mendapat ketenaran
dan kekayaan. Walter terus berbohong, dan berbohong demi menutupi kebohongan
dan ketamakannya. Sementara, di sisi lain, Margareth berusaha menyembunyikan
jati dirinya sebagai pelukis asli Big Eyes, bahkan dari sang putri.
Menonton Big Eyes yang penuh warna mengingatkan
kita pada Grand Budapest Hotel karya Wes Anderson beberapa tahun lalu. Tampilan
tahun 50 – 60’an-nya sungguh memikat. Meski bercerita tentang kegetiran hidup
Margareth, Tim Burton mengemasnya dengan sederhana dan humor.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar