10/05/15

Maggie: Dramatisasi Zombie



Maggie merupakan film debutan dari sang sutradara, Henry Hobson, yang lebih dikenal dengan pekerjaannya sebagai designer. Tidak seperti kebanyakan film zombie yang banyak letusan tembakan, teror-teror mayat berjalan, maupun ledakan di kepala, Maggie menawarkan sesuatu yang berbeda. Barangkali dari latar belakang Hobson-lah yang membuat film ini dipenuhi gambar dan adegan dramatis. Dari sosok Arnold Schwarzenegger, meskipun masih terlihat garang, lebih menonjolkan kemuraman dan kecemasan seorang ayah baik. Seting pertanian dan kota yang sepi dengan latar gelap menjadi objek yang pas buat Hobson untuk berkreasi.
Film ini tidak menawarkan sesuatu yang mengejutkan, masih seputar wabah penyakit dan bencana dunia. Di awal kisah kita akan bertemu Wade (Schwarzenegger) yang berusaha mencari putrinya, Maggie (Abigail Breslin), yang kabur dari rumah setelah digigit pengidap. Banyak orang berubah menjadi kanibal karena virus necro-ambulists ini. Sekali terinfeksi, korban punya waktu sekitar 6-8 minggu untuk berubah jadi mayat berjalan.
Wade menemukan Maggie di rumah sakit dan membawanya pulang. Karena kecintaan pada istri pertamanya yang sudah meninggal, dia bertekad merawat Maggie di rumahnya. Jadi, dia mengirim dua anak lainnya dari istri keduanya, Bobby dan Molly, ke rumah bibi mereka. Tapi menjaga Maggie ternyata tidak mudah bagi Caroline (Joely Richardson), istri kedua Wade, yang penuh kecemasan kalau-kalau Maggie akan berubah sehingga dia pun memutuskan untuk meninggalkan mereka.
Dalam rentang waktu menunggu perubahan itu, tubuh Maggie mengalami perubahan; garis urat menjadi hitam, mata memutih dan muncul belatung di luka bekas gigitan. Polisi yang bersimpati pada Wade pun memaksa Wade untuk menyerahkan Maggie supaya bisa dibawa ke karantina. Tapi Wade tetap pada pendiriannya untuk menjaga Maggie.
Hingga pada suatu hari Maggie kehilangan kontrol atas dirinya, alih-alih menyelamatkan rubah yang terperangkap dia malah memakannya. Dan ketika menyedari puncak dari perubahannya telah tiba, Maggie mengambil tindakan yang terbaik untuk dirinya dan sang ayah.



Tidak ada komentar :

Posting Komentar